https://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/issue/feedJurnal Keperawatan Bunda Delima2025-08-27T22:32:57+00:00Nita Linuria, S.Pdnitali1501@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong>Jurnal Keperawatan Bunda Delima</strong> adalah jurnal untuk mempublikasikan penelitian di bidang keperawatan, dan kesehatan kepada peneliti, ilmuwan, dan profesional. Untuk setiap edisi yang diterbitkan Jurnal Keperawatan Bunda Delima, kami berupaya:</p> <ul> <li>Menggunakan prosedur dan waktu standar untuk naskah yang dikirimkan</li> <li>Memberikan layanan editorial yang baik untuk setiap naskah yang dikirimkan</li> <li>Menarik penulis untuk berkontribusi mengirimkan naskah berkualitas</li> <li>Mengelola jurnal dengan standar kualitas yang baik</li> </ul> <p>JKBD diterbitkan dua kali dalam setahun oleh Akademi Keperawatan Bunda Delima. Makalah yang disumbangkan harus asli dan menawarkan kontribusi yang mutakhir. Setiap manuskrip akan ditinjau oleh rekan sejawat oleh pengulas di bidang yang relevan untuk memastikan kualitas publikasi. JKBDmenawarkan lisensi akses terbuka (CC-BY), penulis memegang hak cipta.</p> <ul> <li><a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2656-1166"><strong>p-ISSN: 2656-1166</strong></a></li> <li><a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2829-131X"><strong>e-ISSN: 2829-131X</strong></a></li> <li>Distribution: Akses Terbuka</li> <li>Frequency: Februari, Agustus</li> </ul> <p><a href="https://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/Author_Deadline"><em> </em> Author Guidelines</a></p> <p><a href="https://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/submission"><em> </em> Submit Paper Now!</a></p>https://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/156Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tingkat Hipertensi Pasien2025-06-13T08:58:13+00:00Mulidanmulidanzakaria@helvetia.ac.idHijrah Hanim Lubishijrahlubis91@gmail.com<p>Hipertensi merupakan salah satu permasalahan kesehatan utama secara global, di mana sekitar tiga per empat kematian akibat penyakit jantung dan stroke disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Salah satu dampak yang ditimbulkan oleh hipertensi adalah gangguan kualitas tidur, sementara tingkat kepatuhan pasien dalam menjalani diet dan mengonsumsi obat masih tergolong rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi di RSU Mitra Medika. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain survei analitik dan pendekatan potong lintang (cross-sectional), serta pengumpulan data dilakukan melalui angket atau kuesioner. Sampel terdiri dari 81 pasien hipertensi yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data dianalisis dengan uji Chi-Square pada tingkat signifikansi p < 0,05. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar pasien hipertensi memiliki kualitas tidur yang buruk, yaitu sebesar 53,08% atau 43 dari 81 pasien, dan mayoritas berada pada kategori tekanan darah tingkat 1 sebesar 57,05%. Hasil uji Chi-Square menunjukkan nilai p sebesar 0,000 (α < 0,05), yang mengindikasikan adanya hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi. Temuan ini menyimpulkan bahwa kualitas tidur berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan tekanan darah pada penderita hipertensi.</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/159Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita untuk Pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dengan Edukasi Self Management2025-06-26T10:43:14+00:00Prajna Talia Sutoposalsafebriyanti05@gmail.comBudi Antorosalsafebriyanti05@gmail.comAnggie Stiexssalsafebriyanti05@gmail.com<p>Infeksi saluran pernapasan akut (<em>ISPA</em>) merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada balita di dunia, termasuk di Indonesia. Kurangnya pengetahuan ibu dalam pencegahan <em>ISPA</em> menjadi faktor risiko signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi <em>self-management</em> terhadap peningkatan pengetahuan ibu dalam pencegahan <em>ISPA</em> pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kedaton, Kota Bandar Lampung. Desain penelitian menggunakan <em>quasi experimental</em> dengan pendekatan <em>one group pretest-posttest</em>. Sampel berjumlah 40 ibu yang memiliki balita usia 1–4 tahun dan dipilih dengan teknik <em>purposive sampling</em>. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner untuk mengukur pengetahuan. Hasil menunjukkan bahwa terdapat peningkatan signifikan rata-rata skor pengetahuan ibu setelah edukasi, dari 44,25 menjadi 82,50 (p = 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa edukasi <em>self-management</em> berpengaruh positif terhadap pengetahuan ibu dalam pencegahan <em>ISPA</em>. Kesimpulannya, edukasi berbasis <em>self-management</em> efektif sebagai intervensi untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan ibu dalam upaya pencegahan <em>ISPA</em> pada balita.</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/162Penerapan Latihan Relaksasi Otot Progresif untuk Mengurangi Frekuensi Kekambuhan Serangan Asma2025-06-27T09:36:54+00:00Vinazah Adha Zanitasalsafebriyanti.student@umitra.ac.idBudi Antorosalsafebriyanti.student@umitra.ac.idAnnisa Agatasalsafebriyanti.student@umitra.ac.id<p>Asma merupakan salah satu penyakit pernapasan kronis yang ditandai oleh kekambuhan gejala seperti sesak napas, batuk, dan mengi, yang dapat menurunkan kualitas hidup penderita. Selain terapi farmakologis, intervensi non-farmakologis seperti <em>progressive muscle relaxation</em> dapat menjadi alternatif penatalaksanaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh <em>progressive muscle relaxation</em> terhadap frekuensi kekambuhan serangan asma. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain <em>quasi experiment</em> jenis <em>one group pre-test post-test design</em>. Sampel penelitian berjumlah 69 orang penderita asma yang dipilih melalui teknik <em>purposive sampling</em> di Rumah Sakit Daerah A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon. Hasil menunjukkan terdapat penurunan signifikan frekuensi kekambuhan setelah diberikan intervensi <em>progressive muscle relaxation</em> (nilai p = 0,000). Hasil ini menunjukkan bahwa relaksasi otot progresif efektif dalam menurunkan frekuensi kekambuhan serangan asma. Kesimpulan dari penelitian ini adalah teknik <em>progressive muscle relaxation</em> dapat menjadi intervensi keperawatan yang aplikatif dan berkontribusi dalam manajemen asma secara holistik. Intervensi ini direkomendasikan sebagai bagian dari asuhan keperawatan untuk meningkatkan kontrol gejala dan kualitas hidup penderita asma. </p>2025-07-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/155Hubungan Status Fungsional dengan Kualitas Hidup Pasien Pasca Stroke2025-06-13T06:56:45+00:00Ani Rahmadhani Kabananikaban92@gmail.comDedidedi@gmail.comAgus Surya Baktiagus@gmail.comWiel Seven WaruwuWiel@gmail.com<p>Stroke adalah penyakit pada otak berupa gangguan fungsi saraf baik lokal maupun global (menyeluruh) oleh karena adanya gangguan suplai darah ke otak, biasanya karena pecahnya pembuluh darah atau diblokir oleh gumpalan darah sehingga menghambat masuknya oksigen dari nutrisi ke otak dan menyebabkan kerusakan pada jaringan otak. Stroke merupakan masalah kesehatan global dan penyebab utama kecacatan yang munculnya mendadak, progresif dan cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Status Fungsional dengan Kualitas Hidup Pasien Pasca Stroke RSU Mitra Medika Tanjung Mulia Medan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang berjumlah 90 responden. Pengambilan sampel yang digunakan adalah <em>purposive sampling</em>. Dengan mengacu pada rumus slovin. Berdasarkan dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji <em>chi-square</em> di peroleh nilai p – value = (0,000) (α = < 0,05) maka lebih kecil atau tidak lebih dari α=0,05 yang artinya Ho ditolak Ha diterima hal ini bisa di katakan ada Hubungan Status Fungsional dengan Kualitas Hidup Pasien Pasca Stroke RSU Mitra Medika Tanjung Mulia Medan. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara statistik terdapat Hubungan Status Fungsional dengan Kualitas Hidup Pasien Pasca Stroke RSU Mitra Medika Tanjung Mulia Medan.</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/157Hubungan Karakteristik Pasien, Kepatuhan Minum Obat dengan Kualitas Hidup Pasien Jantung Koroner 2025-06-14T05:45:41+00:00Agus Surya Baktiagussuryabakti13@gmail.comPutri Purnamasariputri@gmail.comAni Rahmadhani Kabanani@gmail.comFatimah Sarifatimah@gmail.com<p>Pasien Jantung Koroner (PJK) adalah terganggunya fungsi jantung akibat penyempitan pada arteri koroner atau pembuluh darah koroner yang dapat dicegah dengan perilaku hidup sehat. Penyempitan pada arteri koroner diakibatkan oleh adanya penumpukan lemak di area pembuluh darah arteri koroner sekitar jantung dan dapat disebut <em>arterosclerosis</em>. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Karakteristik Pasien Dan Kepatuhan Minum Obat Terhadap Kualitas Hidup Pasien Jantung Koroner Di RSU Mitra Medika Tanjung Mulia. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode <em>Survei Analitik</em> dengan pendekatan <em>Cross Sectional. </em>Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien di Poli Jantung yang berjumlah 88 responden. Pengambilan sampel yang digunakan adalah <em>purposive sampling</em>. Dengan mengacu pada rumus <em>slovin</em>. Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan uji <em>Chi-Square </em>test memperlihatkan bahwa, terdapat hubungan signifikan antara usia terhadap kualitas hidup PJK (p<em> value</em>=0,054), tidak terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin terhadap kualitas hidup PJK (p <em>value </em>=0,596), terdapat hubungan signifikan antara pendidikan terhadap kualitas hidup PJK (p<em> value</em>=0,001), terdapat hubungan signifikan antara pekerjaan terhadap kualitas hidup PJK (p<em> value</em>=0,035), terdapat hubungan signifikan antara kepatuhan minum obat terhadap kualitas hidup PJK (p<em> value</em>=0,004), semua pasien di Poli Jantung RSU Mitra Medika Tanjung Mulia. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara statistik ada hubungan karakteristik pasien terhadap kualitas hidup pasien penyakit jantung koroner di Poli Jantung yang sangat berhubungan adalah Pendidikan. Saran bagi RSU Mitra Medika Tanjung Mulia agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan, promosi kesehatan yang berhubungan dengan karakteristik pasien dan kepatuhan minum obat terhadap kualitas hidup pasien jantung koroner.</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/164Kemampuan Pasien Mengelola Cemas dan Dukungan Keluarga sebagai Faktor Peningkatan Kualitas Hidup Pasien Gagal Jantung2025-07-02T17:53:45+00:00Dedi Syaifuldedyskepns@gmail.comPutri Purnamasari Putri@gmail.comAnggi Hanafiah Syanif anggi@gmail.com<p><em>Congestive Heart Failure</em> (CHF) merupakan suatu kondisi abnormalitas dari fungsi structural jantung atau sebagai kegagalan jantung dalam mendistribusikan oksigen sesuai dengan yang dibutuhkan untuk proses metabolisme jaringan, meskipun tekanan pengisian normal atau adanya peningkatan tekanan pengisian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan <em>cross sectional </em>menggunakan <em>uji chi-square </em>dengan jumlah 97 responden dengan teknik <em>purposive sampl</em><em>ing</em>. Hasil penelitian ini menunjukkan dukungan keluarga dengan kualitas hidup <em>Congestive Heart Failure</em> Terlihat 0,038,Tingkat kecemasan dengan kualitas hidup <em>Congestive Heart Failure Terlihat</em> 0,023, maka dukungan keluarga,tingkat kecemasan, merupakan faktor-faktor yang memengaruhi kualitas hidup pada pasien <em>Congestive Heart Failure</em>. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara statistik terdapat faktor faktor yang signifikan antara dukungan keluarga,tingkat kecemasan, dengan kejadian <em>Congestive Heart Failure</em>. Disarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang dukungan keluarga, tingkat kecemasan, pada pasien <em>Congestive Heart Failure</em> dengan menggunakan metode penelitian yang berbeda dan lokasi penelitian yang berbeda</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/154Hubungan Self Management Behavior dengan Tingkat Kecemasan Pasien Hipertensi 2025-06-13T05:46:12+00:00Sri Lasmawantiabsensiperkuliahan@gmail.comMaya Ardilla Siregarmayaardillasiregar@helvetia.ac.idMhd Adi Setiawan AritonangMhd@gmail.comHanny Ghafirahanny@gmail.com<p>Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan pembuluh darah secara terus menerus yaitu tekanan darah sistolik (systolic blood pressure) lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik (diastolic blood pressure) lebih dari 90 mmhg setelah mengalami pemeriksaan ulang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan self management behaviour dengan tingkat kecemasan pada pasien hipertensi di rumah sakit mitra medika tanjung mulia tahun 2025. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien hipertensi yang berobat di instalasi rawat jalan berada di Rumah Sakit Mitra Medika Tanjung Mulia Medan yang berjumlah 80 responden. Pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling yaitu pengambilan sampel secara kebetulan tanpa direncanakan. Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan uji Chi-Square memeperlihatkan bahwa nilai signifikan probabilitas (Asymp.Sig) self management behaviour adalah 0,000 atau < nilai sig = 0,05. Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan self management behaviour dengan tingkat kecemasan pada pasien hipertensi di rumah sakit mitra medika tanjung mulia medan tahun 2025. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara statistik ada hubungan self management behaviour dengan tingkat kecemasan pada pasien hipertensi di rumah sakit mitra medika tahun 2025. Kepada penderita hpertensi di harapkan dapat memberikan masukan dan motivasi agar pasien dapat meningkatkan self management behaviour dan dapat mengontrol kecemasan.</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/158Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Pasien Hipertensi 2025-06-16T04:46:59+00:00Hizrah Hanim Lubislubishizrahhanim@gmail.comMaya Ardilla Siregarmayaardillasiregar@helvetia.ac.idNuraisyahNuraisyah@gmail.comDinda Permata Saridinda@gmail.com<p>Hipertensi atau tekanan darah tinggi disebut sebagai “<em>The silent killer”</em> yaitu suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg setelah dilakukan pemeriksaan berulang. Hipertensi disebut sebagai penyakit kronis yang ditandai dengan meningkatnya suatu tekanan darah pada dinding pembuluh darah arteri. Dalam keadaan tersebut dapat mengakibatkan jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah keseluruh tubuh melalui pembuluh darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kecemasan Pada Pasien Hipertensi di RSU Mitra Medika Tanjung Mulia. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode <em>survey analitik </em>dengan pendekatan <em>crossectional. </em>Populasi dalam penelitian adalah semua pasien hipertensi yang berobat di Instalasi Rawat Jalan (IRJ) di Rumah Sakit Mitra Medika Tanjung Mulia, dengan jumlah populasi 356 orang sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan <em>purposive sampling </em>dengan rumus <em>Slovin </em>yaitu sebanyak 78 responden. Berdasarkan hasil Analisa <em>uji statistik</em> dengan menggunakan uji <em>chi-square </em>di peroleh nilai <em>p-value</em> = (0,003) yang artinya (H0) di tolak dan (Ha) diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kecemasan Pada Pasien Hipertensi di Rumah Sakit Umum Mitra Medika Tanjung Mulia Tahun 2025. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara statistik ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kecemasan Pada Pasien Hipertensi di Rumah Sakit Umum Mitra Medika Tanjung Mulia Tahun 2025.</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/168Hubungan Nyeri, Kecemasan dengan Kualitas Tidur Pasien Post Operasi 2025-07-04T09:06:35+00:00Anggi Hanafiah Syanifsyanifanggi@gmail.comAfina Muharaniafina@gmail.comMaya ArdillaMaya@gmail.comMuflihMuflih1@gmail.com<p>Pembedahan atau operasi adalah sebuah tindakan pengobatan dengan menggunakan prosedur invasif dengan tahapan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang ditangani dengan membuat sayatan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional menggunakan uji chi-square dengan populasi sebanyak 285 dan sampel 74 responden dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil p-value sebesar 0,000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari nilai α sebesar 0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukan bahwa secara statistik ada hubungan yang signifikan antara nyeri dan kecemasan dengan kualitas tidur pada pasien post operasi di Rumah Sakit Mitra Medika Tanjung Mulia Medan Tahun 2024. Disarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang nyeri dan kecemasan dengan kualitas tidur pada pasien post operasi dengan menggunakan metode penelitian yang berbeda dan lokasi penelitian yang berbeda</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/171Preventif Penyakit Tidak Menular Berbasis Health Belief Model- Cerdik (HBM-CERDIK)2025-07-13T04:08:38+00:00Dewi Nur Sukma Purqotipurqotidewi87@gmail.comDian Istianadianistiana79@gmail.comBaiq Rulli Fatmawatiyulithafatmawati@gmail.comBaik Heni Rispawatibaiqheni_rispawati@yahoo.comernawati Rispawatiernawati@gmail.com<p>Perilaku Cerdik berperan penting dalam membantu pemantauan penyakit tidak menular khususnya penyandang hipertensi dan diabetes millitus, dampak positif akan lebih terlihat dengan penguatan konsep Health Belief Model dalam penerapan perilaku cerdik ini.<strong> Tujuan: </strong>Untuk mengetahui gambaran prilaku Cerdik berbasis HBM pada pencegahan PTM <strong>Metode:</strong> Studi ini memakai metodologi kuantitif dengan <em>cross sectional study </em>melalui metode pengambilan sampel <em>Accidental Sampling</em> yang memiliki sampel sebanyak 33 orang <strong>Hasil</strong>: Penelitian ini menghasilkan bahwa terdapat 84% (28 orang) yang mengalami kerentanan, 75% atau 19 orang yang memiliki keparahan, 61% atau 20 orang dengan persepsi kemanfaatan, 54% orang mengalami persepsi hambatan, 66% orang dengan persepsi efkasi diri tertinggi, 66% atau 22 orang dengan sebaran isyarat untuk bertindak pada prevensi komplikasi, 11 atau 34% dengan pengecekan rutin pada kesehatan, 11 orang atau 34% pada enyah asap rokok dan sebanyak 21 orang atau 63.6 % rajin aktivitas dan diet seimbang iaitu 63.6% atau 23 orang, istirahat yang cukup sebanyak 46% atau 15 orang serta pengelolaan stress sebanyak 69.7% atau 23 orang. <strong>Kesimpulan: </strong>Dapat disimpulkan bahwa masih ada responden yang kurang melaksanakan prilaku Cerdik karna masih kurangnya pemahaman klien terkait PTM berdasarkan pendekatan HBM. <strong>Saran:</strong> Diharapkan dapat menjadi dasar untuk melakukan edukasi kepada Masyarakat agar selalu menerapkan beberapa upaya guna pengendalian penyakit</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/144Aplikasi Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil Trimester 1 dengan Nausea2025-05-09T02:45:10+00:00Fitri Yantingahfit@yahoo.comEdita Revine Siahaanedita@gmail.com<p>Hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah berlebihan selama kehamilan dengan salah satu gejalanya adalah nausea/mual. Kondisi ini merupakan kondisi dapat muncul pada kehamilan, kondisi ini bisa memperburuk keadaan ibu hamil jika tidak ditangani. Efek nausea pada trimester pertama kehamilan dapat menimbulkan masalah defisit nutrisi, hipovolemia, resiko ketidak seimbangan cairan/elektrolit, dan intoleransi aktivitas. Metode penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, lokasi yang digunakan pada penelitian yaitu di Puskesmas Way Kandis, subyek penelitian terdiri dari 2 ibu hamil trimester 1 dengan nausea. Teknik pengumpulan data dengan cara pemeriksaan fisik, wawancara, observasi dan dokumentasi. Pengkajian pada dua responden menggambarkan terjadinya hiperemesi gravidarum dalam kehamilan. Diagnosa pada kedua klien adalah nausea. Intervensi yang diberikan adalah manajemen mual. Implementasi yang dilakukan mengkonsumsi minuman herbal dari jahe dan membuat lilin aromaterapi. Evaluasi keperawatan berdasarkan analisa pada kedua klien rasa mual berkurang banyak, nausea terkontrol dan masalah teratasi.</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/172Hubungan Gaya Hidup dengan Faktor Resiko Stroke Iskemik pada Lansia 2025-07-14T07:52:39+00:00Agus surya baktiagussuryabakti13@gmail.comDedidedi@gmail.comYuniatiyuniati@gmail.comAni Rahmadhani Kabanani@gmail.comAdefeti Laiaadefia@gmail.com<p>Stroke iskemik adalah salah satu jenis penyakit tidak menular dan penyebab kematian nomor dua di seluruh dunia, biasanya disebabkan oleh pembekuan darah atau penyempitan pembuluh darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahi hubungan antara gaya hidup dengan resiko terjadinya stroke iskemik pada lansia di RSU Mitra Medika Tanjung Mulia 2025. Desain penelitian ini adalah kuantitatif korelasional dengan pendekatan <em>Cross Sectional Study</em> dan <em>uji chi-square</em>. Populasi terdiri dari 63 pasien Stroke iskemik, dan sampel di bulatkan menjadi 63 responden menggunakan total <em>sampling. </em>Data dikumpulkan melalui kuesioner yang valid, dan dianalisis secara univariat dan bivariat. Dari hasil analisa data menggunakan <em>uji statistik chi-square</em> yang menggunakan aplikasi SPSS di dapat kan nilai <em>p-value 0,002</em> yang berarti <em>p- value 0,05</em> hal ini menunjukan bahwa Ho di tolak Ha di terima sehingga dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan antara gaya hidup dengan resiko terjadinya Stroke iskemik pada lansia di RSU Mitra Medika Tanjung Mulia. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara gaya hidup dan risiko terjadinya stroke iskemik pada lansia, yang menekankan pentingnya intervensi gaya hidup sehat untuk pencegahan stroke iskemik padan lansia</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/111Peningkatan Kekuatan Otot Pasien Stroke Non Hemoragik dengan Latihan Range Of Motion (ROM) Pasif 2024-08-06T06:20:49+00:00Dian Kartikasaridian.kartikasari1989@gmail.comFadzilatul Syifadian.kartikasari1989@gmail.comSutanti Sutantidian.kartikasari1989@gmail.com<p>Stroke non hemoragik (SNH) adalah kelainan neurologis mendadak disebabkan oleh penyakit serebrovaskular, yaitu terbatasnya atau aliran darah behenti ke sistem suplai arteri di otak. Gangguan gerak yang terjadi pada pasien stroke bisa diatasi dengan melakukan latihan gerak sejak dini. Mobilisasi dini mencakup latihan rentang gerak (ROM) dan posisi sebagai jenis latihan untuk mencegah kecacatan. Pasien SNH mengalami kelemahan otot sehingga mempengaruhi kemampuannya dalam melakukan aktivitas. Terapi ROM aktif dan pasif harus digunakan untuk memobilisasi pasien stroke untuk mencegah berkembangnya masalah otot.Penelitian ini merupakan studi kasus pada pasien SNH dengan menilai kekuatan otot sebelum dan sesudah dilakukan latihan ROM pasif, menggunakan skala kekuatan otot serta skala Morse (risiko jatuh).Hasilnya, ketika dilakukan pengukuran rentang gerak pasif (ROM), ditemukan kekuatan otot meningkat 3/2 pada hari pertama dan 4/3 pada hari ketiga.Terjadi peningkatan kekuatan otot setelah pasien dilakukan rentang gerak (ROM) pasief selama 3 hari. Penelitian ini diharapkan agar bisa lebih ber manfaat untuk meningkatkan kekuatan otot pasien SNH, dan diharapkan dapat menjadi referensi dalam memperkenalkan latihan gerak ROM spasial di rumah sakit maupun dirumah untuk proses rehabilitasi..</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/173Analisis Korelasi Parameter Lipid dengan Penilaian Fungsi Paru Menggunakan Spirometri Digital pada Populasi Dewasa 2025-07-26T16:11:26+00:00Susy Olivia Lontohsusyo@fk.untar.ac.idAlexander Halim Santosoalexanders@fk.untar.ac.idDaniel Gohdaniel.406242111@stu.untar.ac.idGraciennegracienne.406242088@stu.untar.ac.id<p>Pendahuluan: Penyakit paru merupakan penyebab utama morbiditas pada populasi dewasa, sehingga deteksi dini dengan spirometri penting dilakukan untuk mengevaluasi fungsi paru. Profil lipid, termasuk kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida, mencerminkan status metabolik dan dikaitkan dengan kondisi inflamasi sistemik yang dapat memengaruhi kesehatan paru juga. Tujuan penelitian menganalisis korelasi antara profil lipid dengan parameter fungsi paru melaui penilaian FEV1, pada populasi dewasa. Metode: Studi observasional potong lintang ini dilakukan di wilayah Danau Sunter pada Maret–Mei 2025. Fungsi paru diukur menggunakan spirometer digital Minato AS-507, sedangkan profil lipid diperoleh dari darah vena setelah puasa ≥8 jam dan dianalisis menggunakan metode dry-strip berbasis kimia kering. Uji korelasi Pearson digunakan untuk variabel berdistribusi normal. Hasil: Tidak semua indikator profil lipid dan indikator fungsi paru menunjukkan hasil yang signifikan secara uji statistik. Namun, terdapat korelasi positif signifikan variabel usia dengan FEV1 (r = 0,295; p = 0,023), antara kadar HDL dengan FEV1 (r = 0,284; p = 0,029). Kesimpulan: Fungsi paru dapat dipengaruhi oleh faktor metabolik dan usia. Untuk faktor metabolik, kadar HDL yang menunjukkan korelasi signifikan terhadap fungsi paru, sehingga penelitian lanjutan perlu memasukkan variabel gaya hidup dan aktivitas fisik yang mungkin berhubungan.</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/175Korelasi Fungsi Ginjal dan Keseimbangan Kadar Minyak, Air, dan Hidrasi Kulit pada Dewasa di Wilayah Perkotaan2025-07-27T03:37:55+00:00Sukmawati Tansil Tansukmawati@fk.untar.ac.idFiona Valencia Setiawanfiona.406242039@stu.untar.ac.id<p><strong>Latar Belakang:</strong> Fungsi ginjal berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, termasuk yang berkaitan dengan hidrasi kulit. Faktor lingkungan dan gaya hidup dapat memperberat disfungsi ginjal dan memengaruhi status fisiologis kulit di masyarakat perkotaan. Studi ini bertujuan untuk menganalisis korelasi antara fungsi ginjal dan keseimbangan kadar minyak, air, serta hidrasi kulit. <strong>Metode:</strong> Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan melibatkan subjek dewasa di wilayah perkotaan. Parameter fungsi ginjal dinilai melalui pemeriksaan kreatinin serum dan estimasi laju filtrasi glomerulus (eGFR), sedangkan status fisiologis kulit diukur menggunakan alat digital skin analyzer untuk menentukan kadar air, minyak, dan hidrasi kulit. Analisis korelasi dilakukan menggunakan uji statistik non-parametrik. <strong>Hasil:</strong> Terdapat korelasi negatif signifikan antara kadar kreatinin dengan kadar minyak dan air kulit (p < 0,05), serta korelasi positif antara eGFR dan kadar kelembaban kulit. Pola hidrasi kulit menunjukkan variasi yang mengindikasikan kemungkinan mekanisme kompensasi pada individu dengan fungsi ginjal menurun. <strong>Kesimpulan:</strong> Fungsi ginjal berkorelasi dengan status hidrasi dan keseimbangan kadar minyak serta air pada kulit. Evaluasi kulit dapat berperan sebagai indikator tambahan dalam skrining non-invasif gangguan fungsi ginjal, terutama pada populasi urban dengan risiko metabolik tinggi.</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/176Peran Kadar Gula Darah dan Asam Urat terhadap Komposisi Lemak dan Massa Otot Wanita Dewasa di Jakarta: Studi Multisenter dengan Kontrol Usia2025-07-27T05:34:14+00:00Triyana Saritriyanas@fk.untar.ac.idAlexander Halim Santosoalexanders@fk.untar.ac.idErick Sidartaericksi@fk.untar.ac.idChristian Wijayachristianw@fk.untar.ac.idWilliam Gilbert Satyanegarawilliamno789@gmail.com<p><strong>Pendahuluan:</strong> Prevalensi diabetes melitus dan hiperurisemia yang meningkat pada wanita dewasa di Indonesia menjadi perhatian karena berkaitan dengan peningkatan lemak tubuh dan penurunan massa otot. Lemak viseral diketahui sebagai prediktor risiko metabolik, sementara massa otot penting dalam regulasi glukosa. Namun, studi untuk evaluasi hubungan antara kadar gula darah, asam urat, dan komposisi tubuh pada populasi wanita Indonesia masih terbatas. <strong>Metode:</strong> Penelitian ini merupakan studi potong lintang multisenter di enam kelurahan DKI Jakarta, melibatkan 325 perempuan dewasa yang dipilih secara purposive. Data dikumpulkan melalui pemeriksaan gula darah puasa dan asam urat dari darah vena setelah puasa ≥8 jam, serta pengukuran komposisi tubuh menggunakan OMRON HBF-375. Analisis statistik dilakukan menggunakan uji korelasi Pearson dan partial correlation dengan usia sebagai variabel kontrol. <strong>Hasil:</strong> Rerata usia responden adalah 48,7 tahun (SD 13,26). Kadar gula darah puasa berkorelasi positif signifikan dengan total lemak tubuh (r = 0.175, p = 0.002), lemak viseral (r = 0.156, p = 0.005), dan lemak subkutan (r = 0.136, p = 0.014); korelasi tetap signifikan setelah kontrol usia (p < 0.05). Kadar asam urat juga berkorelasi signifikan dengan lemak viseral (r = 0.235) dan subkutan (r = 0.210), p < 0.001. Tidak ditemukan korelasi signifikan antara kedua biomarker dengan massa otot (p > 0.05). <strong>Kesimpulan:</strong> Gula darah dan asam urat berkaitan dengan peningkatan lemak tubuh secara independen terhadap usia, sedangkan penurunan massa otot lebih dipengaruhi oleh proses penuaan.</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/177Kadar Vitamin D Dipengaruhi Lemak Tubuh? Temuan Studi Komposisi Tubuh Dewasa di Danau Sunter2025-07-27T06:09:12+00:00Alexander Santosoalxanders@fk.untar.ac.idStanislas Teguhmarvelmayelloteguh@gmail.comAyleen Japayleenjap@gmail.comEvelynevelyn.405240021@stu.untar.ac.idAxsel HarsonoAxsel.405240023@stu.untar.ac.id<p><strong>Pendahuluan: </strong>Vitamin D tidak hanya berperan dalam metabolisme kalsium dan tulang, tetapi juga terlibat dalam fungsi sistem imun dan metabolisme tubuh secara keseluruhan. Salah satu faktor yang diduga memengaruhi kadar vitamin D adalah komposisi tubuh, terutama jaringan lemak. Hubungan antara lemak tubuh dan kadar vitamin D masih menjadi perdebatan, khususnya dalam populasi dewasa dengan status nutrisi beragam. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan antara komposisi tubuh dengan kadar vitamin D pada populasi dewasa <strong>Metode: </strong>Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan melibatkan 56 partisipan dewasa di kawasan Danau Sunter, Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Data dikumpulkan meliputi kadar 25(OH) vitamin D serum, indeks massa tubuh (IMT), total lemak tubuh, lemak viseral, lemak subkutan, dan massa otot rangka. Analisis yang digunakan mencakup regresi linear dan korelasi parsial, dengan usia sebagai variabel kontrol. <strong>Hasil</strong>: Ditemukan bahwa total lemak tubuh memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kadar vitamin D (p < 0,05) dan tetap signifikan setelah dikontrol usia. Variabel lain seperti lemak viseral, subkutan, IMT, dan massa otot tidak menunjukkan hubungan yang bermakna. Nilai R² tertinggi terdapat pada model regresi dengan total lemak tubuh sebagai satu-satunya prediktor, yang menjelaskan 11,5% variasi kadar vitamin D. <strong>Kesimpulan: </strong>Total lemak tubuh merupakan prediktor signifikan terhadap kadar vitamin D dalam populasi ini, meskipun arah hubungannya bertolak belakang dengan sebagian besar literatur. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan pada sampel yang lebih besar dengan memperhitungkan aktivitas fisik, pola makan, dan distribusi lemak yang lebih detail untuk memperjelas mekanisme hubungan ini.</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/174Korelasi Parsial Gula Darah dan Tekanan Darah dengan Kontrol Usia pada Dewasa di Area Danau Sunter2025-07-26T16:35:42+00:00Andria Priyanaandria@fk.untar.ac.idAlexander Halim Santosoalexanders@fk.untar.ac.idDaniel Gohdaniel.406242111@stu.untar.ac.idGraciennegracienne.406242088@stu.untar.ac.id<p><strong>Pendahuluan:</strong> Gangguan metabolik seperti diabetes melitus dan hipertensi memiliki prevalensi tinggi pada populasi dewasa yang seringkali dipengaruhi oleh faktor usia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kadar gula darah puasa dan tekanan darah dengan mengontrol pengaruh usia sebagai variabel perancu. <strong>Metode:</strong> Studi ini merupakan studi observasional dengan desain potong lintang yang dilaksanakan di wilayah Danau Sunter selama periode Maret hingga Mei 2025. Variabel tekanan darah diukur menggunakan alat digital Omron® sesuai standar pengukuran tekanan darah, serta usia subjek yang dicatat dalam tahun. Variabel gula darah puasa dinilai dengan sampel darah vena menggunakan metode dry chemical strip setelah peserta menjalani puasa minimal delapan jam. Uji korelasi Pearson digunakan untuk menilai korelasi antar variabel, dan korelasi parsial digunakan untuk mengontrol variabel usia dalam melihat korelasi antara kadar glukosa puasa dengan tekanan darah. <strong>Hasil:</strong> Usia berkorelasi secara signifikan dengan variabel gula darah puasa (p: 0.017, r: 0.304) dan tekanan darah sistolik (p: 0.002, r: 0.385), namun tidak berkorelasi signifikan dengan tekanan darah sistolik (p: 0.527, r: 0.083) Di sisi lain, gula darah puasa memiliki korelasi dengan tekanan darah baik sistolik (p: 0.002, r: 0.386) maupun diastolik (p: 0.016, r: 0.308). Analisa korelasi parsial antara gula darah puasa dengan tekanan darah sistolik (p: 0.018, r: 0.305) dan tekanan darah diastolik (p: 0.021, r: 0.297) menunjukkan korelasi yang signifikan. <strong>Kesimpulan:</strong> Gula darah puasa memiliki korelasi signifikan dan independen terhadap tekanan darah sistolik maupun diastolik, meskipun setelah dikontrol berdasarkan usia. Pemeriksaan rutin gula darah puasa penting sebagai strategi skrining dan pencegahan hipertensi pada populasi dewasa.</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/179Prediktivitas Usia dan Gula Darah Puasa terhadap Kelemahan Kekuatan Genggaman Tangan pada Perempuan Dewasa: Studi Multicenter di DKI Jakarta2025-07-27T06:19:10+00:00Julia Herdimanjuliah@fk.untar.ac.idAlexander Santosoalexanders@fk.untar.ac.idStanislas Teguhmarvelmayelloteguh@gmail.comAyleen Japayleenjap@gmail.com<p><strong>Pendahuluan</strong><strong>: </strong>Kekuatan genggaman tangan merupakan indikator penting dari status fungsional dan kesehatan otot secara umum. Penurunan kekuatan otot, khususnya pada perempuan dewasa, berkaitan erat dengan risiko disabilitas, penurunan kemandirian, dan peningkatan kejadian sindrom geriatrik. Usia dan gangguan metabolik seperti hiperglikemia diketahui turut memengaruhi fungsi otot, namun bukti empiris pada populasi perempuan dewasa di Indonesia masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prediktivitas usia dan kadar gula darah puasa terhadap kelemahan kekuatan genggaman tangan pada perempuan dewasa. <strong>Metode: </strong>Penelitian ini merupakan studi potong lintang multicenter yang melibatkan 325 perempuan dewasa di DKI Jakarta. Data dikumpulkan melalui pengukuran kekuatan genggaman tangan menggunakan dinamometer digital dan pemeriksaan kadar gula darah puasa (GDP) melalui metode kapiler. Analisis Receiver Operating Characteristic (ROC) dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan prediktif usia dan GDP terhadap kelemahan kekuatan otot (cut-off <18 kg), dengan interpretasi nilai Area Under the Curve (AUC). Uji beda antar kelompok juga digunakan untuk membandingkan rerata usia dan GDP antara kelompok dengan kekuatan otot lemah dan normal. <strong>Hasil: </strong>Usia menunjukkan kemampuan prediktif yang baik terhadap kelemahan kekuatan genggaman dengan AUC tinggi dan signifikansi statistik kuat. Sementara itu, GDP juga berhubungan signifikan dengan kelemahan otot, namun memiliki AUC lebih rendah, mengindikasikan kekuatan prediksi yang lebih lemah. Kelompok dengan kelemahan genggaman tangan cenderung memiliki usia dan kadar GDP yang lebih tinggi dibandingkan kelompok dengan kekuatan normal. <strong>Kesimpulan: </strong>Usia merupakan faktor prediktif utama kelemahan kekuatan otot pada perempuan dewasa, sedangkan GDP memberikan kontribusi lebih rendah tapi signifikan. Hasil ini menegaskan pentingnya skrining multifaktorial, sebagai pencegahan dini penurunan fungsi otot.</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/178Correlation between Anthropometry and Fat Caliper Measurements with Triglyceride Ratios and Blood Pressure2025-07-27T06:15:32+00:00David Limanandavidl@fk.untar.ac.idAlexander Santosoalexanders@fk.untar.ac.idStanislas Teguhmarvelmayelloteguh@gmail.comAyleen Japayleenjap@gmail.com<p><strong><em>Introduction: </em></strong><em>Anthropometric measurements, such as fat calipers and circumference, offer non-invasive insights into fat distribution and total adiposity, both crucial health markers. Increased visceral fat heightens cardiovascular risk by driving metabolic dysfunction. The TG/HDL-C ratio serves as a strong predictor of cardiovascular risk, linking systemic inflammation, dyslipidemia, and insulin resistance. Excess adiposity also elevates blood pressure by impairing lipid metabolism and vascular function. This study aims to see the correlation between anthropometry measurement (calf, neck, upper arm, and waist circumferences), body weight, body mass index and fat caliper with the triglyceride/HDL ratio and blood pressure.<strong> Methods: </strong>This cross-sectional study, conducted in Krendang Village in November 2024, included participants aged 18 years or older, excluding those using antihypertensive or cholesterol-lowering medications or unwilling to provide blood samples or undergo physical exams. Measurements included skinfold thickness at four sites, various anthropometric parameters, blood pressure, and venous blood samples analyzed for HDL, triglycerides, and their ratio. Statistical analysis utilized Spearman Correlation, focusing on the triglyceride/HDL ratio<strong> Results: </strong>Multivariate analysis revealed that waist circumference is the strongest predictor of the triglyceride/HDL ratio. Hip circumference and calf circumference were identified as key indicators for predicting both systolic and diastolic blood pressure, while suprailiac fat caliper and scapular fat caliper were specifically associated with predicting diastolic blood pressure.<strong>Conclusion: </strong>Waist circumference, along with select anthropometric and fat caliper measurements, serves as valuable predictors for cardiovascular and metabolic risk factors, emphasizing their importance in early risk assessment<strong>.</strong></em></p>2025-07-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/181Korelasi Lemak Viseral dan Otot Rangka dengan Kekuatan Genggaman pada Lansia di Panti Werdha Hana2025-07-27T12:30:51+00:00Daniel Ruslimdanielr@fk.untar.ac.idAlexander Halim Santosoalexanders@fk.untar.ac.idFernando Nathanaeldanielr@fk.untar.ac.idDaniel Gohdaniel.406242111@stu.untar.ac.id<p><strong>Latar belakang: </strong>Proses penuaan menyebabkan perubahan fisiologis seperti penurunan massa otot (sarkopenia) dan peningkatan lemak tubuh, yang berdampak pada penurunan fungsi fisik dan peningkatan risiko kesehatan lansia. Kekuatan genggaman tangan merupakan indikator penting kekuatan otot dan prediktor risiko jatuh, disabilitas, serta mortalitas. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan komposisi tubuh dengan kekuatan genggaman pada lansia di Panti Werdha Hana, Indonesia. <strong>Metode:</strong>Studi cross-sectional ini melibatkan 36 lansia berusia ≥60 tahun yang mampu berkomunikasi dan bergerak mandiri. Komposisi tubuh diukur dengan Omron Karada Scan HBF-375, dan kekuatan genggaman dengan Camry EH101. <strong>Hasil:</strong>Analisis Spearman menunjukkan mayoritas responden perempuan (80,6%) dengan rerata usia 76,53 tahun. Rerata lemak tubuh 36,29%, lemak viseral 8,57, dan massa otot rangka 21,54%. Kekuatan genggaman rata-rata 16,31 kg. Lemak tubuh total dan subkutan batang tubuh berkorelasi negatif signifikan dengan kekuatan tangan kiri (p<0.05). Sebaliknya, lemak viseral berkorelasi positif signifikan dengan kekuatan genggaman kanan, kiri, dan rerata (p<0.05). Massa otot rangka, terutama otot kaki, menunjukkan korelasi positif sangat kuat dengan seluruh parameter kekuatan genggaman (r=0.529–0.623; p<0.001). <strong>Kesimpulan:</strong>Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman hubungan antara komposisi tubuh dan kekuatan otot pada lansia di panti werdha, namun desain cross-sectional membatasi penegakan kausalitas dan faktor perancu perlu dipertimbangkan.</p>2025-07-31T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/182Aplikasi Asuhan Keperawatan Mobilisasi Dini pada Pasien Post Sectio Saesarea2025-07-31T03:43:15+00:00Faridatul Auliafaridatulaulia25@gmail.comSurmiasihsumi@gmail.comFeri Kameliawatiferi@gmail.com<p><strong>Pendahuluan:</strong> Pasien yang telah menjalani operasi caesar cenderung ingin terus berbaring dan enggan bergerak dikarenakan rasa nyeri dan rasa tidak nyaman pada bekas luka operasi. Ternyata hal ini dapat memperlambat proses penyembuhan luka dan meningkatkan kemungkinan munculnya masalah. Tujuan penelitian ini menampilkan praktik asuhan keperawatan berbasis bukti kepada pasien dengan keterbatasan mobilitas fisik pasca operasi caesar. <strong>Metode:</strong> Studi ini menggunakan metode deskriptif kualitatif pada dua pasien pascaoperasi caesar yang menerima asuhan keperawatan berupa mobilisasi dini selama tiga hari. Di Rumah Sakit Dr. A. Dadi Tjokrodipo, Bandar Lampung, data dikumpulkan melalui pemeriksaan fisik, observasi, dan wawancara. <strong>Hasil:</strong> Berdasarkan asesmen keperawatan, pasien mengalami gangguan mobilitas fisik dan belum mampu melakukan mobilisasi dini secara mandiri karena masih takut bergerak dan khawatir jahitan yang dipasang setelah operasi caesar akan terlepas.. Suami dan keluarga membantunya dalam pemenuhan kebutuhan fisik. Dalam tiga hari setelah intervensi mobilisasi dini selama 15 menit awal dipandu perawat dan dilanjutkan oleh keluarga, pasien sudah mampu memenuhi kebutuhan fisik dan aktivitas merawat bayinya, meskipun secara perlahan dan dengan bantuan. <strong>Kesimpulan:</strong> Untuk meningkatkan proses penyembuhan luka dan meningkatkan kemandirian pasien, perawat rumah sakit dapat memobilisasi pasien secara dini 6 – 12 jam setelah prosedur sesar pada kondisi pasien stabil dan tanda-tanda vital normal</p>2025-08-01T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/184Pengaruh Penerapan Rom Pasif Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke Non-Hemoragik 2025-07-31T06:33:32+00:00Sulistia Nursulistianur5@gmail.comEko Wardoyoekowrd890@gmail.comMuhammad Farhan Al Farisifarhannalfarisi@gmail.comHartanto Prawibowohartanto.prawibowo@polines.ac.id<p>Stroke Non Hemoragik (SNH) merupakan kondisi gangguan serebrovaskular yang disebabkan oleh penyumbatan aliran darah ke otak, sehingga menyebabkan gangguan neurologis seperti kelemahan anggota gerak, gangguan mobilitas, serta risiko komplikasi lain akibat tirah baring, seperti kontraktur. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kekakuan sendi atau kontraktur pada pasien stroke adalah dengan melakukan latihan rentang gerak pasif (Passive Range of Motion/ROM Pasif). Tujuan dari penerapan ini adalah untuk memahami dan mengaplikasikan intervensi ROM pasif sebagai upaya meningkatkan sirkulasi, mempertahankan mobilitas sendi, serta mencegah kekakuan otot dan sendi pada pasien stroke non hemoragik. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Intervensi ROM pasif diberikan kepada dua pasien dengan diagnosis medis stroke non hemoragik di ruang ICU RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung. Intervensi dilakukan dua kali sehari selama lima hari. Evaluasi dilakukan menggunakan observasi status fisik, terutama pada aspek mobilitas, tonus otot, dan adanya tanda-tanda kontraktur. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa setelah dilakukan intervensi ROM pasif secara konsisten, kedua pasien mengalami peningkatan mobilitas pasif ekstremitas, penurunan kekakuan otot, serta tidak ditemukan tanda-tanda awal kontraktur. Hal ini membuktikan bahwa penerapan ROM pasif efektif dalam mempertahankan fungsi sendi dan mencegah komplikasi tirah baring pada pasien stroke non hemoragik.</p>2025-08-01T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/185Hubungan Kontrol Diri dengan Kecanduan Media Sosial pada Siswa Sekolah Menengah Pertama2025-08-04T09:02:54+00:00Novi Oktavianisalsafebriyanti13@gmail.comAulia Rahmansalsafebriyanti.student@umitra.ac.idSanti Oktaviasalsafebriyanti.student@umitra.ac.id<p><strong>Latar Belakang:</strong> Penggunaan media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari remaja, namun intensitas penggunaannya yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan dan memengaruhi aspek akademik maupun sosial. Kontrol diri merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi kecenderungan seseorang terhadap kecanduan media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan media sosial pada siswa di SMPN 41 Bandar Lampung tahun 2024. <strong>Metode</strong>: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain korelasi analitik dan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 150 siswa kelas IX yang dipilih secara acak sederhana (simple random sampling). Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner Self-Control Scale (SCS) dan Internet Addiction Test (IAT). Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. <strong>Hasil</strong>: Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kontrol diri dengan kecanduan media sosial dengan nilai p = 0,000 (p ≤ 0,05). <strong>Kesimpulan:</strong> Dapat disimpulkan bahwa semakin rendah tingkat kontrol diri siswa, maka semakin tinggi pula tingkat kecanduan media sosial yang dialami. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan kesadaran siswa dan institusi pendidikan dalam mengelola penggunaan media sosial secara sehat.</p>2025-08-07T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/186Peran Lemak Subkutan dalam Menunjang Kelembapan dan Hidrasi Kulit pada Dewasa: Studi Potong Lintang di Komunitas Gereja AT2025-08-05T01:12:54+00:00Novia Yudhitiaranoviayudhitiara@gmail.comFarell Christian Gunaidifarellcg26@gmail.comFiona Valencia Setiawanfiona.406242039@stu.untar.ac.id<p><strong>Latar Belakang:</strong> Hidrasi kulit mencerminkan keseimbangan antara kadar air dan minyak pada permukaan epidermis, yang dipengaruhi oleh faktor sistemik termasuk komposisi tubuh. Peran lemak subkutan sebagai determinan fisiologis fungsi barier kutan masih belum dievaluasi secara menyeluruh pada populasi dewasa sehat.<br /><strong>Metode:</strong> Penelitian observasional potong lintang dilakukan pada 66 partisipan dewasa dari komunitas Gereja AT. Pemeriksaan komposisi tubuh dilakukan menggunakan bioimpedansi segmental (OMRON HBF-375), sementara parameter kulit (kadar minyak, kadar air, dan hidrasi) diukur melalui skin analyzer. Hubungan antarvariabel dianalisis menggunakan korelasi Spearman dan korelasi parsial setelah kontrol usia. <strong>Hasil:</strong> Lemak subkutan menunjukkan korelasi positif yang signifikan terhadap seluruh parameter kulit: minyak (r = 0.342; p = 0.005), air (r = 0.317; p = 0.010), dan hidrasi (r = 0.315; p = 0.010). Sebaliknya, massa otot rangka, khususnya ekstremitas atas, berkorelasi negatif terhadap ketiga parameter tersebut (r berkisar antara -0.254 hingga -0.333; p < 0.05). Korelasi tetap signifikan setelah kontrol usia dilakukan. <strong>Kesimpulan:</strong> Lemak subkutan berperan penting dalam mempertahankan integritas kulit melalui dukungannya terhadap kadar minyak, kadar air, dan hidrasi. Komposisi tubuh berpotensi menjadi indikator non-invasif untuk mengevaluasi status kulit pada populasi dewasa, khususnya di lingkungan tropis.</p>2025-08-07T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/187Pengaruh Usia dan Biomarker Lipid terhadap Distribusi Lemak dan Massa Otot Wanita Dewasa: Studi Observasional di 6 Kelurahan DKI Jakarta2025-08-05T04:34:12+00:00Ajeng Normalaajengnormala@gmail.comTriyana Saritriyanas@fk.untar.ac.idAlexander Halim Santosoalexanders@fk.untar.ac.idChristian Wijayachristianw@fk.untar.ac.idWilliam Gilbert Satyanegarawilliamno789@gmail.com<p><strong>Pendahuluan: </strong>Penuaan menyebabkan perubahan komposisi tubuh, seperti peningkatan lemak viseral dan penurunan massa otot rangka, yang dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik dan penyakit kardiovaskular. Profil lipid berperan dalam memengaruhi distribusi lemak dan kualitas otot, khususnya pada wanita dewasa. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh usia dan biomarker lipid (trigliserida, HDL, LDL, dan kolesterol total) terhadap distribusi lemak (lemak total, viseral, dan subkutan) serta massa otot rangka pada wanita dewasa. <strong>Metode: </strong>Penelitian <em>cross-sectional</em> ini dilakukan secara multisenter di enam kelurahan DKI Jakarta pada 325 perempuan dewasa sehat yang dipilih secara purposive, dengan pengambilan data dari Agustus 2024 hingga Mei 2025. Pemeriksaan profil lipid dilakukan dari sampel darah vena puasa, sedangkan komposisi tubuh diukur menggunakan bioimpedansi; data dianalisis dengan regresi linear berganda menggunakan metode Backward LR dengan batas signifikansi p<0,05. <strong>Hasil: </strong>Penelitian ini melibatkan 325 perempuan dewasa dengan rerata usia 48,7 tahun (SD 13,26). Usia dan kadar trigliserida berpengaruh signifikan terhadap peningkatan lemak tubuh total (p<0,001), lemak viseral (p<0,001), lemak subkutan (p<0,001), serta penurunan massa otot rangka (p<0,001 dan p=0,006). Sebaliknya, HDL berasosiasi negatif signifikan terhadap total lemak (p=0,015) dan lemak subkutan (p=0,011), sedangkan kolesterol total, LDL, dan rasio kolesterol/HDL tidak menunjukkan hubungan bermakna. <strong>Kesimpulan: </strong>Usia dan kadar trigliserida berasosiasi positif secara signifikan dengan peningkatan lemak tubuh (total dan viseral) serta penurunan massa otot rangka, sementara HDL berperan protektif terhadap akumulasi lemak, dan komponen lipid lain seperti LDL serta kolesterol total tidak memiliki hubungan bermakna dengan distribusi lemak maupun otot.</p>2025-08-08T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/190Studi Kasus Penerapan Massage Effleurage dengan Virgin Coconut Oil untuk Pencegahan Dekubitus pada 2 Pasien di Ruang ICU 2025-08-05T13:29:10+00:00Mulyana SyifaMulyana@gmail.comSulistia Nursulistia@gmail.comGiri Susantogiri@gmail.com<p>Latar Belakang: Stroke non hemoragik (SNH) merupakan salah satu gangguan serebrovaskular yang menyebabkan imobilisasi dan peningkatan risiko dekubitus, terutama pada pasien dengan penurunan kesadaran di ruang perawatan intensif. Dekubitus yang tidak ditangani dapat menimbulkan komplikasi serius, termasuk infeksi dan kematian jaringan. Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah massage effleurage dengan menggunakan <em>Virgin Coconut Oil </em>(VCO). Tujuan penelitiam ini yaitu mengetahui penerapan<em> massage effleurage</em> menggunakan VCO terhadap pencegahan dekubitus pada pasien SNH dengan penurunan kesadaran. Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan studi kasus terhadap dua pasien SNH di ruang ICU RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo. Intervensi <em>massage effleurage</em> menggunakan VCO dilakukan dua kali sehari selama masa rawat. Penilaian risiko dekubitus dilakukan menggunakan <em>Braden Scale</em> melalui observasi langsung. Hasil: Setelah dilakukan intervensi, kedua pasien mengalami peningkatan skor Braden, menunjukkan penurunan risiko dekubitus. Tidak ditemukan tanda-tanda luka tekan atau kerusakan jaringan kulit selama intervensi berlangsung. Kulit tampak lebih lembab, elastis, dan tidak terjadi kemerahan. <em>Massage effleurage</em> dengan VCO efektif dalam mencegah dekubitus pada pasien stroke non hemoragik dengan penurunan kesadaran. Kesimpulan: Intervensi ini dapat dijadikan bagian dari tindakan keperawatan preventif di ruang ICU.</p>2025-08-08T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/188Studi Kasus Intervensi Keperawatan Posisi Semi Fowler untuk Peningkatan Saturasi Oksigen pada Pasien Congestive Heart Failure di Ruang ICU.2025-08-05T12:40:04+00:00Rahma Melianarahmameliana655@gmail.comSulistia NurSulistia@gmail.comGiri SusantoGiri@gmail.com<p>Pendahuluan: Gagal jantung merupakan sindrom klinis yang ditandai oleh munculnya tanda dan gejala akibat gangguan struktur dan/atau fungsi jantung. Kondisi ini umumnya disertai peningkatan kadar peptida natriuretik dan/atau ditemukannya bukti objektif adanya kongesti, baik di paru-paru maupun pada sistem sirkulasi secara umum. Salah satu tanda klinis dari gagal jantung adalah kesulitan bernapas akibat dari mekanisme kompensasi gagal jantung yang dapat mengakibatkan kadar oksigen di bawah batas normal. Salah satu penerapan yang dapat dilakukan adalah dengan mengatur posisi <em>semi fowler</em>. Tujuan penelitian mengetahui perubahan nilai saturasi oksigen pada pasien CHF. Metode: penerapan intervensi keperawatan posisi semi fowler dilakukan sekali sehari selama tiga hari berturut-turut dengan durasi masing-masing sesi selama 15 menit di ruang ICU RSUD dr.A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lembar observasi dan <em>oximeter </em>untuk mengukur saturasi oksigen sebelum dan setelah intervensi. Hasil: Penerapan intervensi menunjukkan bahwa terdapat peningkatan saturasi oksigen pada 2 responden. Responden 1 mengalami peningkatan 3% dari 94% ke 97% dan responden 2 mengalami peningkatan 5% dari 93% ke 98%. Kesimpulan: posisi <em>semi fowler</em> merupakan intervensi pasif untuk meningkatkan saturasi oksigen pada pasien CHF.</p>2025-08-12T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/191Studi Kasus Penerapan Intervensi Keperawatan Terapi Cooperative Play untuk Mengatasi Gangguan Interaksi Sosial pada Anak2025-08-06T08:48:11+00:00Siti Ayu Fatimahayuftmh04@gmail.comAmelia Mubarokameliamubarok000@gmail.comAnggi KusumaAnggiKusuma@gmail.comFeri KameliawatiFeriKameliawati@gmail.com<p>Latar Belakang: Kemampuan bersosialisasi harus dimiliki sejak anak masih kecil. Ketidakmampuan anak berperilaku sosial yang diharapkan lingkungannya, dapat berakibat anak terkucil dari lingkungan, tidak terbentuknya kepercayaan pada diri sendiri, dan menarik diri dari lingkungan. Salah satu intervensi dalam asuhan keperawatan anak adalah aktivitas bermain social, salah satu jenis permainan pada anak usia sekolah dasar melibatkan interaksi sosial dalam kelompok adalah cooperative play. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa keberhasilan terapi cooperative play untuk mengatasi gangguan interaksi sosial anak usia sekolah dasar. Metode: Penelitian dilakukan secara studi kasus pada 2 anak yang berfokus pada tindakan keperawatan terapi <em>cooperative play</em> selama 40 menit, dilakukan 3 kali pemberian dihari yang berbeda. Hasil: Perkembangan anak dari saat pengkajian pada klien 1 dan 2 mengalami gangguan interaksi/tidak bisa memulai percakapan dengan teman yang baru dikenal. Setelah penerapan terapi <em>cooperative play</em> anak mampu memulai percakapan dalam tema yang bermacam-macam dan gangguan interaksi sosial perlahan berkurang dan teratasi. Kesimpulan: Terapi <em>cooperative pla</em><em>y </em>bisa diterapkan pada anak-anak yang mengalami gangguan interaksi sosial akibat terlalu fokus pada permainan yang melibatkan diri sendiri seperti game di gadget.</p>2025-08-12T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/192Studi Kasus Penerapan Terapi Diversional untuk Pasien Harga Diri Rendah Kronis di Ruang Rawat Inap2025-08-11T13:32:07+00:00Leni Marlinalenymarlinaa0432@mail.comArdinataardinata@gmail.comFeri Agustriyaniferi@gmail.com<p>Pendahuluan: Pasien dengan gangguan jiwa kronis yang dirawat di rumah sakit setelah dikaji memiliki masalah keperawatan harga diri rendah kronis, masalah lainnya mengalami penurunan motivasi, isolasi sosial dan penurunan kemampuan untuk merawat diri sendiri. Terapi diversional adalah terapi aktivitas bersifat menghibur diri dilakukan diwaktu luang untuk meningkatkan kesejahteraan, kemandirian, dan harga diri pasien. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana terapi diversional ini dapat meningkatkan harga diri rendah kronis pasien yang dilakukan di ruang Kutilang, rumah sakit jiwa provinsi Lampung. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus asuhan keperawatan pra-eksperimental yang berfokus pada penerapan terapi diversional permainan edukatif sesuai dengan hobi pasien berupa melipat kertas origami, dan melukis. Studi kasus dilakukan pada bulan Mei 2025, pada dua pasien selama empat hari. Metode pengumpulan data yang digunakan dengan survei nilai harga diri, lembar observasi perilaku, dan form evaluasi asuhan keperawatan.Hasil implementasi menunjukkan bahwa terapi diversional dapat meningkatkan nilai harga diri pasien. Nilai harga diri kedua pasien dihari pertama pada tngkat rendah (17 dan 16). Setelah mengikuti terapi, pasien mulai mau berinteraksi, merencanakan jadwal, dan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan. Skor harga diri meningkat ke tingkat sedang (33 dan 30) pada hari keempat.Kesimpulan: Setelah mengikuti terapi selama tiga hari kedua pasien mengalami peningkatan motivasi, kesadaran diri, dan keterlibatan dalam aktivitas bersosialisi dan terapi diversi sebagai terapi sederhana, fleksibel dan menyenangkan.</p> <p> </p>2025-08-20T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/193Studi Kasus Penerapan Acceptance And Commitment Therapy (ACT) untuk Pengurangan Gejala Halusinasi 2025-08-12T09:49:29+00:00Ari Eko Putraputraarieko@gmail.comArdinataArdinata@gmail.comFeri AgustriyaniFeri@gmail.com<p>Pendahuluan: Halusinasi merupakan satu gejala dominan dari pasien skizofrenia. Penanganan pasien dengan halusinasi dilakukan dengan terapi farmakologi dan psikoterapi seperti Acceptance and Commitment Therapy (ACT). Penelitian studi kasus ini bertujuan melihat efek ACT pada dua pasien dengan halusinasi pada bulan April 2025. Metode: Pelaksanaan ACT ini terdiri 4 sesi dengan durasi 30-45 menit kemudian dilakukan penilaian tanda dan gejala halusinasi pre dan post intervensi selama 4 hari dengan kuisioner Auditory Hallucination Rating Scale (AHRS). Hasil: implementasi ACT terjadi penurunan skor AHRS Pre test 22 menjadi 14 Post test pada pasien pertama dan Pre test 19 menjadi 13 Post test pada pasien kedua, artinya penurunan ini menandakan berkurangnya intensitas, frekuensi dan dampak halusinasi setelah diterapkan ACT. Kesimpulan; penerapan implementasi keperawatan Acceptance and Commitment Therapy dapat mengurangi tanda gejala halusinasi pada pasien skizofrenia dengan halusinasi pendengaran.</p>2025-08-20T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/194Studi Kasus Penerapan Intervensi Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) untuk Menurunkan Perilaku Kekerasan Pasien2025-08-20T11:18:49+00:00Theresia Permatatheresiapermata11@gmail.comArdinataArdinata@gmail.comFeri AgustriyaniFeri.Agustriyani@gmail.com<p><strong>Pendahuluan:</strong> Agresif adalah satu perilaku impulsif yang sering terjadi pada penderita gangguan jiwa baik dirumah maupun diruang rawat. Efek perilaku ini berdampak langsung pada lingkungan sekitar dan penderita. Perilaku agresif pasien bisa muncul oleh sebab yang tidak rasional. Psikoterapi terapi perilaku emosional rasional (REBT) menjadi salah satu intervensi keperawatan yang bisa dilakukan. Studi kasus ini bertujuan untuk menjelaskan aplikasi asuhan perawatan pasien dengan riwayat perilaku kekerasan dan mungkin sekali untuk terulang melalui penerapan intervensi REBT di Ruang Kutilang Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung.<strong>Metode:</strong> Pendekatan asuhan keperawatan dengan desain pra-eksperimental dengan fokus utama intervensi REBT, yang mencakup pengajaran, berlatih berpikir positif dan rasional, dengan konsep keterkaitan antara pikiran positif, penekanan emosi negatif dan memunculkan perilaku baik. Subjek asuhan keperawatan adalah seorang pasien gangguan jiwa/skhizofrenia dengan riwayat melakukan perilaku kekerasan. Asuhan keperawatan dilaksanakan selama tiga hari di bulan Mei 2025. Teknik pengumpulan data menggunakan format asuhan keperawatan, lembar observasi kekerasan, dan catatan pertumbuhan harian.<strong>Hasil </strong>penelitian menunjukkan bahwa pada hari ketiga, terjadi peningkatan kemampuan pasien untuk mengekspresikan perasaannya secara verbal, penurunan ekspresi emosi marah, penurunan intensitas dan frekuensi perilaku kekerasan, dan peningkatan pengendalian diri. <strong>Kesimpulan:</strong> Studi kasus penerapan terapi perilaku emosional rasional (REBT) ini secara bertahap dapat menurunkan tanda-gejala agresif pasien.</p>2025-08-28T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/195Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Waktu Pulih Sadar Pasien Lansia Pasca Anestesi Umum 2025-08-20T11:56:00+00:00Evi Lolitaevilolita21@gmail.comRoro Lintang Suryani Suryanirorolintang@uhb.ac.idTophan Heri Wibowo Wibowobowo_4@yahoo.com<p><strong>Pendahuluan:</strong> Waktu pulih sadar pasca anestesi umum menjadi suatu hal yang digunakan keberhasilan anestesi dan keselamatan pasien. Pada pasien Lansia, Indeks Massa Tubuh dapat menjadi faktor berpengaruh dalam proses pemulihan. Penelitian ini dilakukan untuk menilai hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan lama waktu pasien Lansia mencapai sadar kembali setelah pemberian anestesi umum di RSUD Dr. Soedirman Kebumen. <strong>Metode</strong> penelitian kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Teknik sampling menggunakan <em>consecutive sampling</em> sebanyak 52 lansia yang menjalani pembedahan dengan anestesi umum. Data diambil dengan melakukan pemantauan waktu pulih sadar pasca anestesi umum berdasarkan penilaian Aldrete Score di <em>Recovery Room</em>. Waktu pulih sadar dikategorikan tidak mengalami keterlambatan waktu pulih sadar (<u><</u> 15 menit) dan mengalami keterlambatan waktu pulih sadar (> 15 menit). Analisis data univariat dan bivariat dengan Uji Korelasi <em>Spearman Rank</em>. <strong>Hasil:</strong> Berdasarkan Analisa data dengan uji Korelasi <em>Spearman Rank </em>didapatkan nilai signifikan 0,718 dengan nilai <em>p value </em>= 0,000.<strong>Kesimpulan:</strong> Hasil penelitian menunjukkan adanya keterkaitan/hubungan signifikan antara Indeks Massa Tubuh dengan lama pemulihan kesadaran pada pasien lansia setelah anestesi umum.</p>2025-08-28T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/196Aplikasi Asuhan Keperawatan Pasien Asfiksia dengan Pola Nafas Tidak Efektif 2025-08-21T03:45:39+00:00Apriandi Hari Dwiputraapriandiharidwip98@gmail.comSiti ArifahSiti.Arifah@gmail.comMuhammad Farhan Al FarisiFarisi2@gmail.com<p><strong>Pendahuluan:</strong> Asfiksia sering terjadi pada bayi baru lahir (neonatorum), kondisi ini sering ditemui terutama pada bayi berat lahir rendah (BBLR). Asfiksia neonatorum adalah suatu kegagalan bayi bernafas secara spontan dan teratur sesaat setelah dilahirkan. Asfiksia neonatorum ditandai dengan rendahnya kadar oksigen dalam darah (hipoksemia), tingginya kadar karbondioksida dalam darah (hiperkarbia), dan menumpuknya asam dalam darah (asidosis). Kondisi ini mengancam jiwa pada bayi baru lahir. Metode: Studi kasus ini adalah melakukan asuhan keperawatan pasien asfiksia neonatorum dengan masalah keperawatan pola nafas tidak efektif dengan penerapan intervensi posisi <em>semifowler</em> setelah tindakan penghisapan lendir dan pemberian terapi oksigenasi, . Subjek penelitian adalah pasien bayi dengan diagnosis asfiksia dan mendapatkan asuhan keperawatan sesuai dengan pedoman praktik standar yang berlaku. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 05-07 Februari 2025. <strong>Hasil:</strong> Pada saat pengkajian didapatkan data pasien By. C lahir spontan <em>gemelly</em> dari ibu G3P2A0 dengan usia kehamilan 33 minggu, berat bayi lahir 1740 gr, bayi lahir tidak langsung menangis dan dilakukan resusitasi hingga tahap pemberian <em>early</em> CPAP, APGAR Score : 1’=3, 5’=5, 10’=7. Selanjutnya bayi berada dalam inkubator dengan posisi berbaring semi fowler, suhu tubuh : 33,5<sup>0</sup> C, SpO2 : 94%, RR : 41x/mnt, ada retraksi dada, kulit tampak sianosis, reflek hisap lemah. Hasil asuhan keperawatan pada hari ketiga didapatkan bahwa SpO2 pasien dalam rentang 97-98%. <strong>Kesimpulan:</strong> Tindakan penghisapan lendir, pemberian terapi oksigenisasi dan posisi berbaring semi fowler dapat mengefektifkan pola nafas bayi berat lahir rendah.</p>2025-08-29T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/197Aplikasi Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Anemia dengan Intervensi Konsumsi Jus Buah Bit untuk Peningkatan Hemoglobin 2025-08-22T01:45:08+00:00Ummi Cintiasurmiasih@aisyahuniversity.ac.idSurmiasihSurmiasih@gmail.comRiska Hediya PutriPutri@gmail.com<p><strong>Pendahuluan:</strong> Berbagai risiko gangguan kesehatan mengancam ibu hamil dan bayi dalam kandungan, anemia juga mengancam kondisi ibu dan janinnya. Jus bit (Beta vulgaris L.) yang mengandung zat besi, asam folat, dan vitamin C, merupakan salah satu metode non-farmakologis untuk meningkatkan kadar hemoglobin ibu hamil. Tujuan studi kasus ini adalah untuk memberikan informasi umum tentang perawatan kesehatan ibu hamil anemia dengan aplikasi intervensi keperawatan mengkonsumsi jus buah bit.<strong>Metod</strong><strong>e:</strong> Penelitian dilakukan pada dua ibu hamil dengan anemia ringan yang disediakan jus buah Bit seberat 50 gr atau 250 ml diminum sekaligus atau sedikit demi sedikit setiap hari. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran kadar hemoglobin sebelum dan sesudah intervensi selama 3 hari, pemeriksaan fisik, dan wawancara.<strong>Hasil:</strong> Berdasarkan hasil evaluasi, kadar hemoglobin meningkat setelah tiga hari, yaitu pada pasien pertama dari 9,7 g/dL menjadi 10,8 g/dL dan pada pasien kedua dari 9,8 g/dL menjadi 11,1 g/dL. Selain itu, terdapat faktor subjektif seperti berkurangnya kelelahan. <strong>Kesimpulan:</strong> Hasil studi kasus, ibu hamil dengan anemia dapat ditingkatkan kadar hemoglobinnya dengan mengkonsumsi jus buah bit setara berat buah Bit 50rg/dilarutkan dalam 250 ml air setiap hari selama 3 hari.</p>2025-08-29T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/198Aplikasi Asuhan Keperawatan Manajemen Laktasi dengan Posisi Menyusui Cross Cradle 2025-08-22T08:01:37+00:00Bunga Rica Micollabungarica56@gmail.comSurmiasihSurmiasih@gmail.comRiska Hediya PutriRiska@gmail.com<p><strong>Pendahuluan:</strong> Menyusui tidak efektif merupakan salah satu masalah umum yang dihadapi ibu setelah melahirkan, dapat berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan bayi, seperti gangguan nutrisi dan peningkatan risiko infeksi. Salah satu upaya untuk mengatasi hal ini adalah dengan penerapan teknik manajemen laktasi menggunakan posisi menyusui cross cradle. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan asuhan keperawatan pada ibu post partum dengan masalah menyusui tidak efektif melalui intervensi penerapan posisi menyusui cross cradle . <strong>Metode</strong><strong>: </strong>Penelitian dilakukan secara studi kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Subjek penelitian adalah dua orang ibu post partum primipara yang mengalami masalah menyusui tidak efektif dan memenuhi kriteria inklusi. Intervensi dilakukan selama tiga hari berturut-turut di PMB Dian Novisa Pekon Yogyakarta Selatan, kabupaten Pringsewu dengan penerapan edukasi serta praktik teknik menyusui posisi cross cradle.. <strong>Hasil</strong><strong>:</strong> Evaluasi menunjukkan perbaikan kemampuan menyusui pada kedua pasien, yaitu peningkatan perlekatan bayi pada payudara, pengosongan payudara yang optimal setelah menyusui, meningkatnya kenyamanan ibu saat menyusui, serta peningkatan rasa percaya diri ibu dalam memberikan ASI. Keluhan nyeri pada payudara, puting lecet, dan produksi ASI yang dirasa kurang juga mengalami penurunan. <strong>Kesimpulan:</strong> Intervensi posisi menyusui cross cradle dapat menjadi intervensi yang wajib diajarkan dan dicoba oleh ibu post partum primipara yang belum memiliki pengalaman menyusui sebelumnya.</p>2025-09-03T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/199Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap tentang Strategi Komunikasi Situation, Background, Assesment, Recommendation (SBAR) pada Mahasiswa Anestesi2025-08-26T11:14:13+00:00Mena Fringgandinimenaafrg@gmail.comMagenda Bisma YudhaMagenda@gmail.comWasis Eko KurniawanWasis@gmail.com<p><strong>Pendahuluan:</strong> Komunikasi SBAR terdiri dari empat komponen, yaitu <em>Situation, Background, Assesment, </em>dan<em> Recommendation</em>. Setiap bagian dalam komunikasi SBAR memiliki peran yang berbeda-beda untuk memastikan informasi yang disampaikan menjadi lebih terstruktur, terorganisir, dan jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa D IV Keperawatan Anestesi tentang komunikasi SBAR. <strong>Metode: </strong>Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif dengan menerapkan metode pendekatan <em>cross sectional.</em> Sampel pada penelitian ini yaitu berjumlah 167 responden yang diambil dengan teknik random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis univariat.<strong> Hasil:</strong> Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa tentang komunikasi <em>Situation, Background, Assessment, Recommendation</em> (SBAR) sejumlah 123 responden (73.7%) memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori baik. Sikap mahasiswa tentang komunikasi <em>Situation, Background, Assessment, Recommendation</em> (SBAR) sejumlah 167 responden (100%) dalam kategori baik.<strong>Kesimpulan:</strong> Pengetahuan dan sikap mahasiswa tentang strategi komunikasi SBAR dalam kategori baik.</p>2025-09-03T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delimahttps://journal.bundadelima.ac.id/index.php/jkbd/article/view/200Perbedaan Tingkat Nyeri Pasien Post Operasi Sectio Caesarea setelah Penerapan Metode ERACS dan Tanpa ERACS2025-08-27T22:32:57+00:00Inka Jestika Bawahasiinkajestika7@gmail.comMagenda Bisma YudhaMagenda@fnail.comDwi NovitasariDwi@gmail.com<p>Pendahuluan: <em>Sectio Caesarea</em> (SC) seringkali menyebabkan nyeri pasca operasi, yang dapat memengaruhi proses pemulihan ibu. <em>Enhanced Recovery After Caesarean Surgery</em> (ERACS) merupakan metode yang dirancang untuk mempercepat pemulihan serta menurunkan tingkat nyeri setelah operasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai perbedaan tingkat nyeri pada pasien pasca operasi SC antara kelompok yang mendapatkan penerapan metode ERACS dan tanpa ERACS di RS Emanuel Banjarnegara Jawa Tengah. Metode: Penelitian menggunakan desain deskriptif komparatif dengan pendekatan cross sectional. Sebanyak 60 responden dipilih melalui teknik accidental sampling dan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu penerapan ERACS dan tanpa ERACS. Tingkat nyeri diukur menggunakan <em>Visual Analog Scale</em> (VAS) pada hari ke-6 setelah operasi. Analisis data dilakukan dengan uji <em>Mann-Whitney</em>. Hasil: Sebagian besar pasien pada kelompok ERACS mengalami nyeri ringan, sedangkan kelompok Non ERACS cenderung mengalami nyeri sedang hingga berat. Hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan signifikan tingkat nyeri antara kedua kelompok (p < 0,05). Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna pada tingkat nyeri antara pasien yang menjalani metode ERACS dan tanpa ERACS. Temuan ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam penerapan protokol ERACS guna meningkatkan kualitas perawatan pasien pasca operasi <em>Sectio Caesarea</em>.</p>2025-09-03T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Keperawatan Bunda Delima